Minggu, 08 Mei 2011

lima (5) langkah meraih kesuksesan

Tak seorang pun tahu apa yang akan terjadi dalam kehidupan ini di waktu mendatang. Namun, jika dicermati, sebenarnya semua mengarah kepada sesuatu yang baik, sesuai kehendak Tuhan. Berkaca dari pengalaman bangsa Israel selama di padang gurun, terutama dalam konteks Bilangan 11:4-23, saat ini kita akan belajar tentang lima cara untuk meraih kesuksesan hidup.

1. Melupakan yang sudah berlalu
Salah satu kelemahan bangsa Israel adalah selalu mengingat apa yang sudah berlalu. Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israelpun menangislah pula serta berkata: “Siapakah yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apapun, kecuali manna ini saja yang kita lihat” (Bil. 11:4-6).

Sebuah nasihat bijak mengatakan, “Yesterday is history, today is story, and tomorrow is mystery.” Kadang-kadang sulit sekali melupakan kejadian yang sudah berlalu. Kita sulit melupakan orang yang menyakiti kita. Itu sebabnya, Tuhan memberikan Roh Kudus agar kita mampu melupakan apa yang telah berlalu dan menghadap ke depan untuk meniti perjalanan hidup yang lebih baik.

2. Mengucap syukur
Bangsa Israel tidak mengerti mengucap syukur. Mereka tidak bisa menghargai penyertaan Tuhan atas mereka. Pada waktu di Mesir, mereka bisa makan daging yang berlimpah, makan roti yang besar. Sementara di padang gurun mereka mendapat roti yang disebut manna. Manna cuma sebesar ketumbar. Jika di Mesir mereka bisa makan daging dengan berlimpah-limpah, di padang gurun mereka hanya makan daging burung puyuh.

Mereka kerap bersungut-sungut baik kepada Musa maupun Tuhan. Jika kita terus mengeluh atas hidup ini, kita tidak akan bahagia. Orang yang berbahagia adalah orang yang tahu dan bisa mengucap syukur kepada Tuhan.

3. Berbagi beban
Musa merasa putus asa dan meminta Tuhan membinasakannya. “Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau bunuh aku saja” (Bil. 11:15). Musa putus asa karena ia mengerjakan segala sesuatu, termasuk memimpin bangsa itu sendiri. Musa sudah berada pada titik jenuh karena ia menanggung beban itu seorang diri sampai Tuhan kemudian berfirman, “Kumpulkanlah di hadapan-Ku dari antara para tua-tua Israel tujuh puluh orang, yang kauketahui menjadi tua-tua bangsa dan pengatur pasukannya, kemudian bawalah mereka ke Kemah Pertemuan, supaya mereka berdiri di sana bersama-sama dengan engkau.” (Bil. 11:16). Walaupun seseorang pintar, kuat, punya segudang pengalaman, tapi ada batasnya. Belajarlah untuk membagi pergumulan dengan Tuhan dan orang yang bisa dipercaya, misalnya suami, istri, orang tua, anak, atau teman.

4. Hidup kudus dan benar
“Tetapi kepada bangsa itu, haruslah kamu katakan, kata Tuhan kepada Musa, kuduskanlah dirimu untuk esok, maka kamu akan makan daging” (Bil. 11:18). Tuhan menghendaki kita hidup kudus dan benar di hadapan-Nya. Jika Anda ingin diberkati Tuhan, sukses, sehat, dan mewujudkan impian menjadi kenyataan, belajarlah hidup lebih kudus, benar, layak, dan berkenan kepada Tuhan. Tuhan sangat menghargai dan bersukacita jika Dia melihat kita hidup dalam kekudusan.

Walaupun ikan berada di air laut yang asin, selama ikan itu hidup, ia tidak akan pernah menjadi asin.

5. Tidak meragukan Tuhan
Kerapkali keadaan membuat manusia merasa ragu, termasuk ragu terhadap Tuhan. Bahkan, Musa pun pernah meragukan Tuhan. “Tetapi kata Musa: “Bangsa yang ada bersama aku ini berjumlah enam ratus ribu orang berjalan kaki, namun Engkau berfirman: Daging akan Kuberikan kepada mereka, dan genap sebulan lamanya mereka akan memakannya! Dapatkah sekian banyak kambing domba dan lembu sapi disembelih bagi mereka, sehingga mereka mendapat cukup? Atau dapatkah ditangkap segala ikan di laut bagi mereka, sehingga mereka mendapat cukup?” Tetapi TUHAN menjawab Musa: “Masakan kuasa TUHAN akan kurang untuk melakukan itu? Sekarang engkau akan melihat apakah firman-Ku terjadi kepadamu atau tidak!” (Bil. 11:21-23)

Tuhan bisa membuat segala sesuatu menjadi indah, sempurna, dan baik. God has His own way. Tuhan punya cara untuk menolong kita. Dia juga punya waktu yang paling tepat untuk kita, Dia tidak pernah tergesa-gesa, tapi juga tidak pernah terlambat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar